Selasa, 27 Desember 2011

PUISI

MAAF SEBELUM MEMINTA

Aku berjalan menuju jalan setapak
Hidupku kala indah tercampak
Aku baru saja terlelap
Musnah semua kasih dan sayang

Dulu di kerajaan ini
Orang yang kusayangi berserta orang yang kucintai
Sekarang, Ia telah pergi
Tak pernah tampak lagi
Tak pun kembali
Hanya saja suasana yang berbeda
Ya, suasana yang sekarang tak seindah dulu
Seperti semuanya telah mati, fana, hampa tak bernafas

Hati ini tak sanggup menahan rasa
Rindu, akan kisah masa kecil
Kerajaan yang utuh
Sekarang kerajaan ini telah sunyi
Tumpah air mata, hati rapuh
Tak terlihat lagi senyum rindu

Aku tak sanggup
Orang yang kusayangi pergi
Gairah hilang, hancur semua harapan
Pikiran yang tak menentu
Membuatku terisak-isak

Teriaklah, puaskan hatimu menangis
Tak usah malu, hatimu tak sanggup menahannya
Ya, aku harus teriak
Aaaaaahhhhhhhhhhccccccc,,,,,!

Tak ada orang yang kucintai kecuali papa dan mamaku
Papa dan mamaku
Tapi mereka tak pernah percaya kepadaku
Seakan-akan aku tak sanggup mengurusnya kala ia renta
Hanya saja karena aku lelaki
Ya, lelaki!

***

Pa, ma!
Aku memang lelaki, tapi aku sanggup mengurusmu
Percayalah,,,!
Aku bersumpah
Tak akan membiarkan mama dan papa terlantar
Seperti apa yang mama dan papa anggap sekarang ini
Ini anakmu pa, anakmu ma

Sesuatu yang baik pasti baik
Jangan ragu, jangan bimbang
Semua anakmu tak akan membuatmu menangis
Iklaskan ma, iklaskan pa
Biarkan Tuhan yang mengatur segalanya
Ya, Tuhan yang telah menentukan segalanya
Langkah, rejeki, jodoh, bahkan maut
Tak ada yang bisa mengubahnya

Aku tahu pa, aku tahu ma
Senyummu pasti akan kembali
Ya, disaat kerajaan ini seperti dulu lagi

Aku tahu pa, aku tahu ma
Saat ini papa dan mama merasa kehilangan
Ya, kehilangan orang yang mama dan papa sayangi
Kehilangan kanda, menantu, dan cucu fajarmu
Diamlah ma, diamlah pa, iklaskan saja
Jangan kau membuatnya durhaka

Aku juga kehilangan
Ya, kehilangan kanda, kakak, dan ponaan
Tak ada suasana kerajaan yang kuimpikan dulu berjaya
Taman rindu telah mati dan kutakut tak bersemi lagi

 ***

Kanda, pulang kanda
Pulang dan minta maaflah
Mereka tidak mengusirmu
Mereka juga tidak membencimu
Oh, ya kanda. Mereka sangat menyayangimu
Sangat menyayangi cucunya dan sangat menyayangi menantunya
Dinda bisa melihatnya dari raut wajah mereka
Raut wajah mereka yang sekarang mengerut kecut

Sekarang mereka telah tua baya
Kanda pasti tahu
Buat mereka bisa tersenyum manis kanda
Senyum mereka akan manis jika kanda mahu menghampirinya

Aku, dindamu
Sangat menunggu kehadiranmu
Kehadiran kanda yang akan mengatur kisah kerajaan ini
Kanda yang sejak dulu kubanggakan
Bijaksana, pengertian, dan penuh kasih sayang

Ya, dinda tak pernah percaya
Tak pernah percaya
Kanda pasti teguh, tegar untuk melempangkan segalanya
Kanda tak akan pernah menyerah
Kanda juga tak mau durhaka
Dinda tak percaya kanda seperti itu
Dinda kenal kanda, kanda sangat punya perasaan

Kanda!
Ayahanda dan Ibunda menunggu kanda menghampirinya
Mereka kangen sama cucu mereka
Mereka kangen sama menantu mereka
Mereka juga kangen sama kanda
Kangen sekali
Kunjungi mereka kanda, kunjungi mereka
Bawa cucu dan menantu mereka
Mereka telah memaafkanmu sebelum dirimu meminta maaf

Karya : Teuku Asrul
Suka Mulia, 22 Januari 2011