Jumat, 18 Februari 2011

LIPUT

Kenduri  Jeurat Sebuah Tradisi
Oleh
Teuku Asrul

Sebuah tradisi yang memang sudah terwarisi, yaitu kenduri jeurat. Tradisi ini memang sudah menjadi warisan turun-temurun masyarakat Darul Makmur khususnya dan seluruh masyarakat Aceh umumnya. Runtinitas tahunnan ini bagi masyarakat Darul Makmur memang sudah sangat mengakar dalam kehidupan sosialnya. Mereka berpendapat, kenduri jeurat memang suatu cultural yang tak boleh tidak dilakukan.
Pelaksanaan rutinitas tahunan ini dilaksanakan dalam dua versi, ada yang melaksanakan pada saat momentum lebaran idul fitri dan ada pula yang melaksanakan pada saat memontum idul adha. Namun, mayoritas persentasinya lebih dominan dilaksanakan pada momentum idul fitri. Mengapa? Masyarakat Aceh atau Darul Makmur khususnya, melihat bahwa pelaksanaan tersebut dikonvensionalkan dilaksanakan ketika momentum lebaran tidak lain adalah untuk bersilaturahmi dengan para kerabat atau saudara yang telah mendahuluinya mengahadap sang Khalik.
Beragam pelaksanaan kenduri yang dilakukan, ada yang melakukan di rumah dan ada pula yang melakukan langsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU). Namun, pada umumnya masyarakat lebih dominan melaksanakannya di TPU, sebab di gampong-gampong pemakamannya adalah satu tempat, yaitu di TPU.
Pelaksanaan kenduri jeurat ini dilaksanakan oleh masrakat gampong tersebut, baik yang ada tak ada sanak saudaranya di TPU. Terlebih lagi yang bagi keluarga penghuni. Kenduri jeurat ini adalah kegiatan gampong yang memang diharuskan untuk diikuti oleh seluruh masyarakat gampong tersebut. Selain itu, ketika kanduri jeurat berlangsung juga ikut dihadiri oleh kerabat-kerabat lain yang ada familinya dikebumikan di pemakaman tersebut, meski mereka bukan penduduk gampong tempat pemakaman.
Hari pelaksanaan berlangsung sangat meriah. Dengan suasana yang ramai juga diiringi dengungan-dengungan ilahi rabbi yang mengagungkan-Nya mencirikan keceriaan tersendiri. Rasa haru pun dirasakan seakan-akan mereka bisa bertemu langsung dengan sanak keluarganya yang telah mendahuluinya. Kebaktian masyarakat Darul Makmur terhadap orang tua yang telah mendahuluinya terealisasi dari pembacaan surat yasin yang langsung dibacakan di samping jeurat orang tuanya. Tidak lain mereka hanya mendoakan orang yang telah mendahuluinya terjauhi dari siksaan dan akan mendapatkan kebahgiaan di alam kuburnya.
Setelah pembacaan yasin kemudian dilanjutkan dengan menyiram kubur dengan air dari atas sampai kekaki kubur. Setelah itu untuk ansak-anak atau cucunya diharuskan untuk mencuci muka di atas kubur sambil mendoakan agar kelak mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Setelah pengajian yang dilaksanakan di rangkang selesai, tengku memimpin samadiah bersama, kemudian ditutup dengan doa untuk ahli kubur secara umum dan kemudian kepada seluruh saudara yang telah berhadir dalam kenduri itu.
Kemudian setelah habis berdoa, acara di tutup dengan makan bersama dengaqn makanan yang telah disediakan sebelumnya oleh masing-masing keluarga yang berkunjung. Setelah acara makan-makan selesai, maka selesai lah acara  kenduri jeurat tersebut.
Penulis Adalah Mahasiswa Bahasa dan Sastra FKIP Unsyiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar